Menu

Friday, January 28, 2005

Membuat aplikasi sederhana dengan database CDS-ISIS mempergunakan Visual basic 6 dan ISIS32.dll

Oleh : abdullah
[
alaydrusbgr@yahoo.com or alaydrusbgr@gmail.com ]

Untuk membuat suatu aplikasi yang mempergunakan database ISIS, kita membutuhkan beberapa alat bantu seperti Microsoft Visual Basic 6 dan ISIS32. dalam tulisan ini hanya menjelaskan pembuatan aplikasi dalam sistem operasi Microsoft Windows, meskipun sebenarnya kita dapat membuat aplikasi lain dalam sistem operasi lain seperti MS-DOS dan Linux. Sebelumnya kami akan menjelaskan sedikit mengenai alat bantu yang akan kita pergunakan. Microsoft Visual Basic adalah software / program yang dikeluarkan oleh Microsoft untuk para developer / pengembang yang akan membuat suatu aplikasi pada sistem operasi Microsoft Windows yang berbasis GUI (graphical user interface). Sedangkan ISIS32 adalah library yang dibuat oleh unesco untuk mendukung para pustakawan dalam membangun aplikasi yang mendukung perpustakaan tersebut, dan isis32 yang akan dipergunakan adalah isis32.dll, isis32.bas, isis001.bas yaitu suatu library dan module yang dapat mendukung integrasi antara database isis dengan sistem operasi Microsoft Windows sebelumnya taruh file library dalam folder yang sama dengan aplikasi yang akan kita buat. Disini kami tidak menjelaskan bagaimana mempergunakan Microsoft Visual Basic , tetapi kami hanya menjelaskan bagaimana mengintegrasikannya dengan database yang telah dijelaskan sebelumnya, jadi kami harap anda telah menguasai pemrograman mempergunakan Microsoft Visual Basic. Untuk itu silahkan Anda ikuti petunjuk yang kami ringkas ini. [ download fultext ]

MANFAAT FILE ANY UNTUK PENELUSURAN EFEKTIF PADA WINISIS

Oleh

File ANY adalah suatu file pendukung suatu database pada program Winisis yang berfungsi untuk mempercepat dan mempertepat proses penelusuran. Selain itu adanya file ANY akan membuat penelusuran menjadi lebih efektif. Dengan adanya file ANY maka penelusur akan mendapatkan beberapa cantuman yang memuat beberapa istilah yang berkaitan dengan hanya menuliskan satu istilah yang merangkum beberapa istilah lain.

Misalnya dengan hanya mengetik pada penelusuran: “ANY JABAR” (tanpa tanda kutip dua tentunya), akan didapatkan cantuman yang memuat BOGOR, CIANJUR, SUKABUMI, BANDUNG, GARUT, SUMEDANG, TASIKMALAYA dan sebagainya. Karena semua nama kota diatas telah dicakup dalam istilah JABAR.

File ANY harus dibuat sesuai dengan nama database dengan ekstensi ANY. Jadi kalau databasenya adalah BUKU, maka file ANYnya bernama BUKU.ANY. Kalau databasenya adalah COBA, maka file ANYnya adalah COBA.ANY.

File ini dapat dibuat dengan program pengolah kata seperti NOTEPAD atau MS.WORD. Setelah selesai dibuat, file ini harus disimpan di dalam folder yang sama dengan semua file database. [download fulltext]

KONVERSI DATA WINISIS KE MS.EXCEL

Oleh
Adakalanya kita harus memindahkan data dari suatu database dengan perangkat lunak satu ke database dalam perangkat lunak lain. Hal ini dapat disebabkan karena kita mengganti perangkat lunak yang selama ini digunakan; atau kita memperoleh data dari luar untuk digabung dengan data kita, namun data yang datang menggunakan perangkat lunak yang berbeda dari yang digunakan selama ini. Dalam hal seperti ini untuk dapat menggunakan data baru yang diterima atau menggunakan perangkat lunak baru untuk data lama, maka kita harus melakukan suatu proses yang disebut konversi data. Konversi data dapat diartikan sebagai melakukan suatu proses manipulasi data sedemikian rupa sehingga data dapat digunakan lagi dengan menggunakan perangkat lunak lain yang berbeda.[ download fulltext ]

KONVERSI DATA WINISIS DENGAN STRUKTUR BERBEDA

Oleh
Proses memindahkan data Winisis dengan struktur database sama dapat dilakukan dengan mudah menggunakan fitur ekspor dan impor. Namun jika database yang dipindahkan tidak sama struktur datanya diperlukan sedikit trik agar data dapat dipindahkan dengan benar. [ download fulltext ]

Thursday, January 27, 2005

AGDEX : SISTEM PENGGOLONGAN

Oleh:
Achmad Djunaedi [PUSTAKA-DEPTAN]
aajunaedi@yahoo.com


Pendahuluan

Dalam pembangunan pertanian, perpustakaan sebagai sumber informasi pada kegiatannya bertugas dan berfungsi mengumpulkan informasi tentang segala aspek yang berkembang pada bidang pertanian, dengan penyimpanan, memelihara, dan mengelola pemanfaatan koleksi bahan pustaka untuk para pengguna perpustakaan yang meliputi peneliti, penyuluh, mahasiswa, dan masyarakat pertanian lainnya. Peranan perpustakaan pertanian merupakan salah satu jembatan komunikasi yang dapat diharapkan untuk pencapaian cita-cita dalam pembangunan pertanian. Seperti halnya dukungan pelayanan perpustakaan dan sistem komunikasi penelitian yang telah memberikan sumbangan besar dalam penemuan banyak inovasi pertanian (Badan Litbang Pertanian, 1997).

Upaya peningkatkan percepatan pembangunan pertanian melalui komunikasi hasil penelitian pertanian, Suratman (1992) mengemukakan bahwa mengapa hasil penelitian yang telah ada masih banyak yang belum memasyarakat di kalangan petani-nelayan, sehingga berbagai anggapan timbul, seperti ada yang mengemukakan banyak hasil pertanian yang telah diciptakan oleh peneliti belum memenuhi harapan dan ada pula anggapan bahwa hasil penelitian sukar dicerna. Salah satu upaya mengatasi masalah tersebut khususnya para penyuluh pertanian di BPP (Balai Penyuluh Pertanian) berusaha menginformasikan publikasi pertanian yang sederhana, praktis, ekonomis, dan efisien yang berbentuk dalam Lembar Informasi Pertanian (LIPTAN).

Lembar Informasi Pertanian menggunakan sistem Agdex yaitu suatu sistem penggolongan, pengindeksan, dan penyimpanan publikasi dari informasi pertanian. Sistem ini menggunakan warna kode yang terdiri dari 10 bagian terbesar dengan setiap bagian dibagi dalam 100 judul tersendiri.

Peranan Pustakawan sebagai pengelola perpustakaan dipandang perlu untuk mengetahui sistem ini sebagai sarana komunikasi hasil penelitian pertanian yang dapat dijadikan sebagai koleksi bahan pustaka di perpustakaan. Pustakawan profesional selalu berusaha untuk meningkatkan IPTEK dalam pengelola informasi dan berupaya meningkatkan kemampuan dan kemauan pada jati dirinya dalam perkembangan SDM.

Kelebihan dan kekurangan dalam sistem Agdex ini perlu dikaji lebih lanjut dan disesuaikan dengan kondisi serta keadaan perpustakaan yang dikelolanya, sehingga dapat berdayaguna dan berhasilguna pada pemanfaatannya.

Masalah dan Upaya Mengatasinya

Pada era reformasi ini dan masih terusnya krisis berkepanjangan yang melanda di Indonesia, sebagai salah satu wacana dalam pemikiran untuk dapat terus mengembangkan pembangunan pertanian, serta berupaya mengatasi multi krisis itu, dengan alternatif harapan pada bidang pertanian adalah memperdayakan informasi hasil penelitian pertanian adalah bentuk LIPTAN di perpustakaan.

1. LIPTAN andalan dalam OTDA
LIPTAN adalah publikasi lembaran informasi pertanian yang diterbitkan oleh masing-masing daerah pada institusi jajaran Departemen Pertanian yang berada di tiap-tiap propinsi di Indonesia. Adanya multi krisis, khususnya krisis moneter dan ekonomi, diharapkan LIPTAN dapat mengatasinya, karena bentuk penampilan yang sederhana dan ekonomis serta praktis informasinya yang dapat cepat dicerna oleh petani-nelayan dan masyarakat pertanian pada umumnya. Publikasi LIPTAN relatif murah dan dapat direalisasikan keberadaanya oleh masing-masing daerah dengan mempublikasikan komoditas yang menjadi andalan dengan spesifik lokasi daerahnya dalam menyongsong Otonomi Daerah (OTDA) yang penuh dengan persaingan.

2. Sistim pengolahan Informasi

Pengolahan Informasi pada setiap perpustakaan lazimnya menggunakan sistim klasifikasi UDC atau DDC dalam kegiatannya untuk melayani pengguna perpustakaan. Suatu tantangan untuk Pustakawan pertanian mengolah publikasi berbentuk LIPTAN dengan menggunakan sistim Agdex yang menggunakan pembagian dan memberi kode / cirri pada pewarnaan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut peran Pustakawan profesional selalu ingin meningkatkan pengetahuannya, dituntut untuk berusaha dengan tekun mempelajari metode pengolahan informasi seperti yang dikemukakan oleh Sulastuti Sophia (1996) bahwa pengolahan informasi harus memiliki kemampuan memahami isi dokumen / informasi yang diolah sehingga dapat memilih dengan benar nomor / klasifikasi dan kata-kata kunci yang akan digunakan dalam mencari kembali informasi dalam penyimpan.

3.Tajuk Entri Utama (TEU)

Lembar informasi pertanian di terbitkan oleh masing-masing daerah yang menjadi Tajuk Entri Utama sebagai kepengarangan yang bertanggung jawab atas isi infomasi adalah institusi / lembaga daerah tersebut. Balai Informasi Pertanian (BIP) yang dulu di bawah lembaga induk Badan Diklat Pertanian dan sekarang di era reformasi menjadi dibawah induk Badan Litbang Pertanian.seperti lembaga/institusi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian (LPTP), Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP), dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) yang tersebar di seluruh propinsi Indonesia.

4. Penyimpan koleksi LIPTAN

Publikasi lembar informasi pertanian diterbitkan oleh masing—masing daerah propinsi dengan menggunakan kode warna pada tiap komoditasnya. Tidak menutup kemungkinan terdapat subyek / dan permasalahan yang sama diterbitkan oleh masing-masing daerah. Penyimpanan dianjurkan tidak mengelompokkan pada jenis warna tetapi sesuai dengan penomoran sistem Agdex, disusun berurutan. Tetapi kecendrungan yang ada dan dianggap mempermudah dalam penemuan kembali hanya dengan melihat jenis warna. Hal ini memang disadari bahwa dengan sistim warna orang akan cepat melihat dengan jelas. Upaya untuk mengatasinya antara lain dengan pengelompokan pada suatu daerah terbitan atau propinsi dengan disimpan dan terkumpul pada box khusus atau file bindek dengan disusun menurut nomor Agdex. Publikasi LIPTAN ini dapat dikelompokkan dengan bentuk brosur yang menuntut penempatan tersendiri dari koleksi bahan pustaka lainnya di perpustakaan.


Perkembangan Agdex

Agdex adalah nama yang diberikan untuk suatu sistem penggolongan, pengindeksann dan penyimpanan publikasi-publikasi pertanian. Sistem ini dikembangkan di suatu pendidikan diploma di Universitas Ohio. Edisi pertama dari buku pegangan Agdex ini diterbitkan di Amerika serikat pada tahun 1959. Sampai tahun 1969, Agdex telah digunakan oleh lebih dari 30 negara bagian USA. Sistem ini juga secara meluas digunakan di Canada. Edisi pertama diperbaiki pada tahun 1969 dan buku pegangan ini digunakan untuk perkembangan sistem di Australia.
Kira-kira tahun 1974 diputuskan bahwa Australia akan bekerja sama untuk memproduksi suatu buku pegangan baru yang cocok untuk digunakan di seluruh Australia. Setelah didiskusikan dan dikonsultasikan secara luas mengenai Agdex yang disesuaikan untuk digunakan di Australia maka edisi kedua dicetak pada bulan September 1976. Edisi ketiga sedang dipersiapkan untuk diterbitkan pada tahun 1983 berdasarkan hasil lokakarya Agdex diberbagai negara di Asia dan Pasifik.


SISTEM Agdex

Agdex terdiri dari 10 bagian terbesar dengan setiap bagian dibagi dalam 100 judul tersendiri. Setiap bagian besar dibedakan dengan warna.

100 – 199 Tanaman budidaya [ hijau]
200 – 299 Sayuran dan buah-buahan [merah muda]
300 – 399 Dunia tumbuh-tumbuhan/vegetasi [ungu]
400 – 499 Dunia hewan/zologi [merah]
500 – 599 Tanah, air dan lahan [coklat]
600 – 699 Penyakit, hama dan kimiawi [biru]
700 – 799 Mesin-mesin pertanian [orange]
800 – 899 Ilmu ekonomi pertanian [kuning]
900 – 999 Penelitian dan penyuluhan [kelabu]
000 – 099 Umum [putih]

Bagian-bagian seperti : berbagai macam tanaman budidaya, sayuran dan buah-buahan, dunia tumbuh-tumbuhan dan dunia binatang diistilahkan sebagai komoditas pertanian dalam sistem Agdex ini. Setiap 100 judul-judul tersendiri dari komoditas pertanian dikelompokkan dalam sepuluh bagian, seperti hasil pertanian berupa biji-bijian, hasil pertanian berupa makanan ternak, padang rumput, dan sebagainya. Setiap kelompok dari 10 bagian terbesar itu hanya merupakan suatu daftar hasil-hasil pertanian yang mewakili sekelompok judul. Maka untuk komoditas pertanian berupa biji-bijian, nama tersendirinya adalah 111 untuk jagung, 112 untuk pada umumnya dan seterusnya.

Untuk mewakili aspek-aspek pengelolaan dan pemeliharaan tanaman dari setiap judul bagian komoditas memiliki 100 judul bagian yang disebut subyek yang dapat dikombinasikan dengan setiap judul dari bagian komoditi. Maka jika mempunyai suatu publikasi berjudul “Pertumbuhan padi di Jawa” dapat menggabungkan antara komoditi padi 112 dengan nomor subyek dari 10 pengelolaan pada umumnya. Kode Agdex-nya akan menjadi 112/10. Jika publikasi berjudul “Pertumbuhan rami di Kalimantan” kode-nya adalah 152/10.
Maka empat dari 10 bagian utama dari Agdex adalah komoditi pertanain yang dapat dikombinasikan dengan subyek pertanian. Sedang enam bagian utama lainnya dipandang sebagai ilmu-ilmu pengetahuan pertanian. Bagian-bagian utama ini merupakan suatu daftar dari 100 judul yang disatukan dalam 10 bagian utama. Bagian-bagian utama ini tidak dapat dikombinasikan dengan bagian subyek. Judul-judul ilmu pengetahuan pertanian dapat digunakan untuk mengklasifikasikan suatu publikasi seperti “Pengetesan tanah untuk kebutuhan pupuk” yang mempunyai kode Agdexnya 533.
Jika suatu publikasi mencakup kedua hal itu, yaitu masalah pertanian dan ilmu pengetahuan seperti “Pupuk urea untuk pertumbuhan padi”, maka nomor untuk masalah padi 112 digabungkan dengan nomor ilmu pengetahuan yaitu 541 dan kode Agdex untuk publikasi itu menjadi 112/541. Jika suatu publikasi berisi informasi suatu komoditas pertanian baik subyek maupun “Ilmu pengetahuan” maka ada suatu keputusan tentang apakah menggunakan kombinasi antara komoditi pertanian dengan subyek atau kombinasi antara komoditi pertanian dengan ilmu pengetahuan yang dalam pembentukkannya berdasarkan titik berat dari isi publikasi tersebut.
Maka ada 3 kemungkinan kode nomor Agdex –nya yaitu :
- komoditi pertanian dengan subyek
- ilmu pengetahuan
- komoditi pertanian dengan ilmu pengetahuan

Publikasi-publikasi dapat diberi kode warna untuk mencapai nomor Agdex untuk memudahkan perbaikan dan mempercepat penyamaan dari pokok-pokok masalah. Sebagai contoh, dokumen-dokumen tentang aspek-aspek kesehatan kerbau dapat dengan mudah dibedakan dari materi yang lain, dimana untuk dokumentasi masalah kerbau digunakan kode warna biru. Publikasi yang berisi informasi yang termasuk bagi “ilmu pengetahuan” dan “komoditi” pertanian maka warna kertasnya sesuai dengan “Ilmu pengetahuan pertanian” misalnya pupuk urea untuk pertumbuhan padi maka kodenya 112/541 dan warna kertasnya coklat.
Dengan pemberian kode Agdex terhadap publikasi pada saat penerbitan maka publikasi dapat disimpan secara teratur menurut nomor-nomor kode Agdex yang telah distandarkan.

Keuntungan-keuntungan dari sistem Agdex yaitu :
* Sistem Agdex sederhana dan mudah untuk dipelajari
* Sistem Agdex menggunakan warna untuk kode
* Sistem Agdex memungkinkan para editor dan pengarang untuk memberi kode materi sebelum disebarkan.
* Sistem Agdex dapat menyediakan bahan-bahan informasi yang akan disebarkan dengan lebih mudah.
*Sistem Agdex sudah berjalan secara internasional dan mungkin menjadi dasar dari suatu standar penyimpanan informasi penyuluhan pertanian regional dan merupakan suatu sistem penelusuran yang mudah.


Kesimpulan

1. Agdex merupakan suatu sistim pengelompok dengan membagi 10 bagian besar kode ciri penggunakan warna .

2. Pustakawan professional pertanian selalu berusaha meningkatkan kemampuan dirinya dengan terus mengembangkan pengetahuan terutama yang berkaitan dengan bidang pertanian.

3. LIPTAN merupakan lembar infomasi pertanian yang dibutuhkan dan diperlukan oleh masyarakat petani-nelayan sebagai jembatan komonikasi ilmiah antara masyarakat pertanian dan penyuluh / peneliti pertanian


Daftar Pustaka

Badan Litbang Pertanian
5 (lima) tahun Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1992-1996 Menyongsong Era Global. Jakarta, 1997 : 113 p.

Balai Informasi Pertanian Jawa Barat
Pedoman penggunaan sistim Agdex dalam sistim penggolangan. Pengindekan dan penyimpanan publikasi informasi pertanian, 1986: 40 p.

Sophia, Sulastuti
Masalah-masalah dalam pengolahan bahan masukan untuk pangkalan data hasil penelitian pertanian. Jurnal Perpustakaan Pertanian vol. 5(2), 1996 : 59-66

Suratman, Maman
Motivasi Pustakawan dalam Peningkatan Peranannya untuk Pembangunan. Jurnal Perpustakaan Pertanian vol. 1(1), 1992 : 1-16

Wednesday, January 26, 2005

PERPUSTAKAAN KRC BERUSAHA MENINGKATKAN KINERJA PELAYANAN

Oleh IwanTPD'38

Perpustakaan KRC terbuka untuk umum dengan sistem terbuka, yang berfungsi sebagai sarana penyimpanan, pengolahan dan penyebarluasan informasi yang berhubungan dengan flora yang
berperan untuk meningkatkan kualitas SDM staf KRC.

Perpustakaan KRC memiliki koleksi bahan pustaka diantaranya buku, referens, hasil penelitian, hasil eksplorasi dan bahan non buku lainnya.

Perpustakaan KRC buka hari Senin-Kamis jam 07.00-13.30, Jumat jam 07.00-10.30, Sabtu jam 07.00-12.00. sampai saat ini perpustakaan krc terus berbenah diri dalam peningkatan pelayanan kepada pengguna.

Telah kita pahami bersama bahwa perkembangan dunia saat ini memasuki era informasi sebagai konsekuensi dari revolusi digital yang berdampak perubahan pada staf KRI menjadi staf yang syarat dengan informasi flora dan fauna. Oleh karena itu diperkirakan pada masa
datang staf krc akan bayak ditandai dengan munculnnya fenomena informasi dan
tergunakannya digital libaries.

Sebagai staf KRC kami tidak mungkin mengalienasi diri dari perkembangan yang terjadi. Kemampuan dan perkembanagan teknologi informasi harus kita adopsi tidak semata untuk bersaing dengan prerpustakaan lain tetapi untuk meningkatkan pelayanan kepada pengguna.

Dalam kontek ini kami berbicara tentang rencana menjadikan perpustakaan KRC menjadi perpustakaan digital dengan adanya jaringan terkoneksi ke internet sebagai wujud pelayanan perpustakaan yang lebih berkualitas. Jaringan internet ini diharapkan akan menciptakan pelayanan perpustakaan yang efesien, efektif dan transparan.

Untuk mengantisipasi kebutuhan diatas perlua adanya infrastrik informasi yang meliputi berbagai aspek, diantaranya: perusahaan yang brergerak dalam bidang informasi, menyangkut isi dan sumber informasi yang dirasakan sangat rawan kondisinya di Indonesia karena banyak Grey literatur yang tidak diterbitkan seperti laporan penelitian informasi dalam Web/ digital form, aplikasi dan jasa informasi yang harus disebarluaskan untuk dapat dipergunakan oleh pengguna kemudian kesiapan pengguna informasi .

Dengan mempertimbangkan aspek–aspek diatas maka BKT UPT KRC telah memberikan perhatian khusus kepada perpustakaan melalui pemasangan jaringan internet dan fasilitas pendukung lainnya sehingga kami dapat mudah mengakses, mengolah, dan memberikan informasi.

Dalam rangka pengembangan perpustakaan Cibodas kami juga selalu bekerja sama dengan perpustakaan KRB. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada BKT KRC atas dukungan yang diberikan yang berupaya untuk mengangkat demi perkembangan perpustakaan KRC. Fasilitas ini sangat membantu kami dalam memberikan pelayanan informasi kepada pengunjung melalui segenap potensi SDM yang ada, tantangan serta tanggung jawab kepada KRC ada dihadapan kami semua.(jaskrc)

Tuesday, January 25, 2005

IPB Terapkan Kurikulum Baru pada 2005-2006

Assalamualaikum wr.wb.
Saya ingin berikan sedikit informasi tentang kelanjutkan program diploma di IPB. Jika ada yang salah mohon dikoreksi.Memang ke depannya diploma akan berubah menjadi politeknik. Selama masa transisi (mulai tahun ini), program diploma di IPB dikelola oleh Direktorat Diploma IPB yang bertempat di Cilebende.
Sehingga untuk PPMB tahun akademik 2005/2006 telah dilaksanakan oleh Direktorat tersebut tidak lagi oleh departemen. Begitu pula dengan Sub Program Manajemen Informasi dan Dokumentasi, Program Studi Diploma 3 Informatika.
Mahasiswa yang sekarang tercatat di Program Studi Diploma 3 Informatika akan berada pada tahap phasing out. Kami akan mengupayakan semaksimal mungkin agar proses phasing out tidak merugikan mahasiswa dan kualitas lulusanpun tetap terjaga. Dalam waktu dekat Program Studi akan melaksanakan sosialisasi kepada mahasiswa berkaitan dengan phasing out. Demikian informasi ini saya sampaikan.
Wassalam
Imas S. Sitanggang
Pengelola Program Studi Diploma 3 Informatika
Departemen Ilmu Komputer FMIPA-IPB
imas@ilkom.fmipa.ipb.ac.id

Monday, January 24, 2005

TEKNIK KONVERSI DATA MS.ACCESS KE CDS/ISIS

Oleh
B.Mustafa

Adakalanya kita harus memindahkan data dari suatu basis data dengan perangkat lunak satu ke basis data dalam perangkat lunak lain. Hal ini dapat disebabkan karena kita mengganti perangkat lunak yang selama ini digunakan; atau kita memperoleh data dari luar untuk digabung dengan data kita, namun data yang datang menggunakan perangkat lunak yang berbeda dari yang digunakan selama ini. Dalam hal seperti ini untuk dapat menggunakan data baru yang diterima atau menggunakan perangkat lunak baru untuk data lama, maka kita harus melakukan suatu proses yang disebut konversi data. Konversi data dapat diartikan sebagai melakukan suatu proses manipulasi data sedemikian rupa sehingga data dapat digunakan lagi dengan menggunakan perangkatlunak lain yang berbeda. [download fulltext]

KONVERSI DATABASE BERLABEL KE CDS/ISIS VERSI WINDOWS

Oleh
B. Mustafa

Cantuman database berlabel sering didapatkan ketika mendownload cantuman dari suatu database misalnya dari internet atau dari CD-ROM. Kalau jumlahnya banyak dan ingin disimpan dan dimanfaatkan untuk penelusuran, database ini dapat disimpan sebagai suatu database. Salah satu program yang dapat menampung database berlabel seperti itu adalah CDS/ISIS baik versi DOS maupun versi Windows yang lebih dikenal sebagai WINISIS. Dalam uraian ini akan digunakan WINISIS versi 1.5 untuk menampung hasil konversi database berlabel dari MEDLINE. [download full text]

CARA ELEGAN MENGOSONGKAN DATABASE PADA PROGRAM WINISIS


Ada kalanya kita perlu mengosongkan isi cantuman suatu database. Jika hal itu akan dilakukan ada beberapa cara. Cara pertama adalah cara sederhana yaitu dapat dengan proses ekspor dan impor data. Ini berarti proses ekspor satu cantuman dilakukan pada suatu database. Kemudian satu cantuman itu diimporkan lagi ke dalam database yang sama sambil memilih opsi LOAD (menghapus semua cantuman yang ada). Sehingga akhirnya database timggal berisi satu cantuman. Satu cantuman tersisa ini dapat diedit dengan memasukkan data pertama yang baru menggantikan data lama. Untuk lebih jelasnya lihat makalah penulis mengenai hal ini dengan judul Teknik Mengosongkan Database pada Winisis. Cara kedua lebih elegan, namun lebih sulit yaitu dengan menambahkan suatu perintah internal pada menu Winisis. Perintah internal ini sesungguhnya sudah ada dalam program Winisis, tetapi opsi perintahnya tidak ditampilkan pada menu. Karena itu opsi ini perlu dimunculkan pada menu.
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk itu:
1. Jalankan program Winisis, sebaiknya pilih versi terbaru, misalnya Winisis 1.5
2. Buka database MNENDF.MST yang terdapat dalam folder \WINISIS\MENU3. Pindah misalnya ke cantuman ke 7. Cantuman ini berisi perintah-perintah dibawah tab Utils.
4. Buka menu pengeditan data
5. Klik ikon kaca pembesar, untuk memunculkan semua ruas yang masih kosong
6. Ketikkan pada ruas 05 teks berikut: &Kosongkan[11107] . Lihat tampilan berikut:

7. Simpan dan tutup hasil pengeditan
8. Tutup program Winisis
9. Kemudian jalankan lagi Winisis
10. Uji dengan membuka salah satu database yang mau dikosongkan, misalnya database CDS.MST (Sebaiknya ekspor lebih dahulu semua isi database CDS.MST, agar nanti dapat diimporkan kembali seperti semula).
11. Klik Tab Utils, pindah dan klik perintah Kosongkan, akan muncul kotak pesan berikut:



12. Kalau disini YES diklik, akan muncul kotak pesan berikut:

13.Muncul pertanyaan konfirmasi sampai dua kali (karena kalau dipilih YES, maka tidak ada
cara lagi untuk mengembalikan datanya). Jawab YES dua kali jika memang benar-benar mau mengosongkan database
14.Seketika database dikosongkan. Bahkan byte MST dan XRFnya tinggal 512 KB!

Selamat mencoba, tetapi selalu hati-hati menggunakan fungsi ini!!

Wednesday, January 19, 2005

Undangan mengirim artikel

Dear all,

Kami mengundang rekan-rekan untuk mengirimkan artikel/makalah/summary report/profil instansi pusdokinfo/ dan lain-lain tentang pusdokinfo serta tentang pengalaman alumni pip,tpd dan mid ipb untuk di sharing di blog ini.

Blog ini merupakan newsletter online dari alumnipip ipb, dan diperuntukan untuk umum selain alumni pip ipb.

Konstributor artikel/makalah/manual/summary report/profil instansi pusdokinfo dapat dikirim dari alumni atau keluaraga besar pip ipb atau semua para profesional pusdokinfo lainnya.

Semua artikel/makalah/informasi yang dimuat di blog ini, bebas untuk dikutip [tentunya dengan tidak melupakan kaidah pengutipan].

Kami tidak mengenai biaya atau memberikan reward [uang] pada pengirim artikel, seluruh informasi disini terbuka untuk umum.


Akhirnya......kami menunggu partisipasi rekan-rekan untuk berbagi informasi dan ilmu pengetahuan.


Pengelola
Ahmad